Pengelolaan dan pengembangan penyandang disabilitas yang optimal merupakan salah satu upaya untuk melakukan pembangunan inklusif yang berkesinambungan dengan perkembangan suatu negara. Dengan tersedianya alat bantu penyandang disabilitas yang terstandar, kualitas hidup bagi para penyandang disabilitas di Indonesia akan meningkat.
“Alat bantu penyandang disabilitas yang terstandar merupakan hal yang kritis untuk menjamin keamanan dan keselamatan bagi penggunanya. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan jaminan kualitas hidup bagi penyandang disabilitas,” ujar Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal Badan Standardisasi Nasional (BSN), Heru Suseno, saat beraudiensi ke Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Kamis (11/8/2022).
Heru menyatakan, BSN memiliki misi mengembangkan SNI berkualitas dan responsif terhadap perubahan. Oleh karena itu, BSN terus mengupayakan adanya peningkatan berkelanjutan terhadap standar yang dirumuskan.
Pakar dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Lobes Herdiman menyampaikan bahwa saat ini masih banyak terdapat alat bantu penyandang disabilitas yang belum memenuhi standar, sehingga menjadi keluhan di masyarakat dari sisi keamanan dan kenyamanan. Penelitian dan pengembangan alat bantu penyandang disabilitas oleh UNS masih memerlukan dukungan teknolgi yang tepat sesuai standar, namun belum ada laboratorium pengujian terakreditasi.
Hal ini juga diakui oleh Direktur Utama PT Rijen, Bambang Sulistiawan. Bambang menuturkan, alat bantu penyandang disabilitas untuk penderita lumpuh kaki (parapoduns) yang dikembangkan oleh PT.Rijen Cahaya Mulia dan UNS belum terstandar. Begitu juga dengan dan kaki/tangan palsu (prostetik) yang dikembangkan oleh UNS. Oleh karena itu, diperlukan standar untuk kedua alat tersebut. Hal ini bisa dijadikan sebagai referensi atau bahan kajian perumusan SNI lingkup Alat Penyandang Disabilitas.
Audiensi ini dilakukan ke beberapa instansi/lembaga yang berada di Surakarta dalam pengembangan, pembuatan dan penggunaan alat bantu penyandang disabilitas. Selain ke UNS dan PT Rijen Cahaya Muli, Heru bersama anggota Komite Teknis 11-14 Alat Bantu Penyandang Disabilitas juga melakukan audiensi dengan stakeholder dari perwakilan konsumen, National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) dan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), pada 11-12 Agustus 2022.
Ketua umum NPCI, Senny Marbun menyampaikan bahwa alat bantu penyandang disabilitas yang berstandar merupakan modal awal dalam mendukung kegiatan atlet nasional agar dapat berprestasi di ajang nasional maupun internasional.
Dengan kunjungan lapangan ini, diharapkan kerja sama antar instansi/lembaga dapat terus terjalin dengan baik, sehingga dapat memajukan pengembangan standar alat bantu penyandang disabilitas dan mendukung tersedianya alat bantu penyandang disabilitas yang berkualitas, aman, nyaman, dan terjangkau di seluruh Indonesia. Selain itu, juga mendorong kemajuan difabel dalam program program pemerintah menuju Indonesia yang inklusif, aksesibel, dan berkelanjutan untuk menyongsong Indonesia tangguh dan Indonesia tumbuh.